- 6 Hal Lengkap Budaya Pemakaman Korea: Tradisi dan Etiket yang Harus Diketahui Orang Asing
- Panduan yang memperkenalkan budaya pemakaman dan upacara peringatan Korea, memberikan detail tentang prosedur pemakaman Korea, cara belasungkawa, makanan, etiket, dan uang belasungkawa untuk orang asing.
Pengalaman Toko Tanpa Awak di Korea: Benarkah Tidak Ada Siapa Pun?
Jika Anda berada di Korea sekarang, Anda mungkin akan segera menyaksikan pemandangan yang sulit dipercaya. Pintu toko terbuka lebar, dan penuh dengan barang-barang… tapi tidak ada karyawan. Toko serba ada tanpa awak, kafe tanpa awak, dan bahkan supermarket tanpa awak, toko-toko yang beroperasi tanpa orang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Korea.
“Bagaimana jika mereka benar-benar mengambil barang tanpa membayar?”
“Meskipun hanya ada CCTV, apakah semua orang benar-benar membayar?”
Itulah pertanyaan yang sering diajukan oleh turis asing yang pertama kali melihatnya. Cara menggunakan toko tanpa awak di Korea sangat alami dan canggih, sehingga rasanya seperti memasuki pusat kota di masa depan.
Jika ini di negara saya… banyak turis asing akan terkejut dengan mengatakan hal seperti ini, namun di Korea, tingkat pencurian hampir tidak ada, dan sistem swalayan, sistem akses tanpa awak berfungsi dengan sangat baik.
Dalam artikel ini, saya akan membagikan pengalaman saya secara langsung.
✔ Pengalaman pertama yang mengejutkan di toko serba ada tanpa awak
✔ Waktu yang tenang dan futuristik di kafe tanpa awak
✔ Budaya otonomi yang saya rasakan saat memilih produk segar di supermarket tanpa awak
Saya akan menjelaskannya dari sudut pandang turis asing.
Dan saya juga akan memperkenalkan 'Tips untuk menggunakan toko tanpa awak di Korea' dan 'Panduan untuk toko tanpa awak di Korea untuk orang asing'.
Setelah membaca artikel ini sampai selesai, Anda pasti akan berkata:
“Negara seperti ini… pertama kali.”
1. Pengalaman Toko Serba Ada Tanpa Awak: Tidak Ada Kasir?
Saya pergi berjalan-jalan di malam hari dengan teman asing saya yang pertama kali datang ke Korea, dan kami menemukan toko serba ada secara kebetulan. Dia berkata, “Saya ingin makan es krim,” dan kami masuk begitu saja.
Namun, begitu kami masuk, teman saya berhenti. “Di mana? Karyawannya?” Kami melihat sekeliling tetapi tidak ada siapa pun.
Akhir-akhir ini, ada banyak toko serba ada tanpa awak seperti ini di Korea. Tidak hanya di kota-kota besar seperti Seoul, Busan, dan Jeju, tetapi juga menyebar ke daerah pedesaan. Sebagian besar pintu masuk adalah pintu otomatis, dan Anda dapat masuk tanpa otentikasi terpisah. Namun, beberapa toko mungkin memerlukan otentikasi kode QR atau memasukkan nomor ponsel.
Di dalam, hanya ada satu kasir swalayan, dan setelah memilih barang, Anda tinggal memindai kode batang dan membayar dengan kartu atau pembayaran seluler. Anda hampir tidak dapat menggunakan uang tunai, dan sebagian besar mendukung sistem seperti kartu kredit, kartu transportasi, KakaoPay, dan Apple Pay. CCTV dipasang di pintu masuk, kasir, dan di seluruh rak. Berkat ini, toko dapat beroperasi dengan baik tanpa karyawan tanpa pencurian.
Teman asing saya yang pertama kali melihatnya tidak bisa menutup mulutnya.
“Apakah mereka benar-benar mempercayai dan melakukan ini?”
“Jika ini di negara kami, itu akan dicuri.”
Seperti yang dikatakan teman saya, sistem semacam ini mungkin karena kesadaran warga negara Korea yang tinggi. Pemikiran 'jangan menyentuh barang orang lain' sangat alami, dan itulah inti dari budaya toko tanpa awak.
2. Pesona Tenang Kafe Tanpa Awak
Ketika saya ingin menghabiskan waktu sendirian dalam keheningan, tidak ada tempat yang lebih baik daripada kafe tanpa awak. Pintu masuk terbuka secara otomatis, dan Anda memilih minuman yang diinginkan di kios dan membayar. Setelah pesanan selesai, mesin kopi otomatis menyeduh kopi atau bel bergetar berdering dan Anda bisa mengambil minuman Anda.
Yang mengejutkan adalah, tidak ada karyawan yang terlibat dalam seluruh proses ini. Akhir-akhir ini, toko-toko yang menggunakan barista AI atau mesin kopi robot juga meningkat. Merek kafe tanpa awak perwakilan Korea termasuk 'Muinkafe24', 'KT AI Cafe', dan 'Angel-in-us Self Cafe'.
Kafe tanpa awak yang saya kunjungi memiliki pencahayaan yang lembut, dan banyak orang yang membaca buku, bekerja dengan laptop, dan sendirian dalam keheningan. Ada stopkontak dan Wi-Fi, meja untuk satu orang, dan musik lembut yang diputar, sehingga terasa seperti 'perpustakaan saya sendiri'.
Teman asing saya berkata, “Kafe seperti ini tidak ada di negara saya… Saya tidak merasa canggung sama sekali bahkan jika saya sendirian.” Lalu dia diam-diam meminum kopinya dan merasakan Korea ‘Budaya baik-baik saja sendirian’.
3. Supermarket Tanpa Awak: Barang-barang kebutuhan sehari-hari juga swalayan?
Banyak orang mungkin berpikir bahwa harus ada seseorang di supermarket. Namun, di Korea, supermarket tanpa awak yang memungkinkan Anda berbelanja sendiri dan melakukan pembayaran sendiri untuk kebutuhan sehari-hari, produk segar, dan minuman semakin meningkat.
Supermarket tanpa awak yang saya alami adalah sistem di mana pintu masuk terbuka setelah otentikasi nomor ponsel sebelum masuk. Saat saya masuk, meskipun ukurannya kecil, komposisinya cukup bagus. Ada berbagai macam sayuran, buah-buahan, produk susu, air mineral, dan kebutuhan sehari-hari, dan penataan juga sangat rapi.
Anda dapat memindai barang-barang dengan kode batang atau menggunakan sistem pembayaran AI berbasis pengenalan kamera di tempat-tempat yang memiliki sistem yang lebih canggih. Dalam kasus ini, itu akan dikenali secara otomatis hanya dengan memasukkannya ke dalam keranjang belanja. Pembayaran juga hanya untuk kartu atau pembayaran seluler, dan hampir tidak ada uang tunai yang diterima.
Pukul 11 malam, teman asing saya, yang berbelanja sendiri di supermarket tanpa awak di jalan yang sepi, berkata. “Ini… masa depan.”
4. Inti dari Budaya Tanpa Awak Korea yang Mengejutkan Orang Asing
Ketika teman-teman asing melihat toko tanpa awak di Korea, hal pertama yang mereka tanyakan adalah:
“Tapi… apakah tidak ada pencuri?”
Yang mengejutkan, tingkat kecelakaan toko tanpa awak di Korea kurang dari 1%. Mengapa?
Pertama, kesadaran warga negara yang tinggi menjadi dasar. Bahkan jika tidak ada yang melihat, kesadaran 'Anda harus membayar' sangat dalam.
Kedua, infrastruktur CCTV sangat kuat. Karena ada catatan masuk dan video pembayaran, pelacakan dimungkinkan segera jika terjadi kecelakaan.
Ketiga, sistem pembayaran sangat cepat dan mudah. Karena pembayaran seluler dimungkinkan 'sekaligus' tanpa uang tunai, ini adalah lingkungan yang membuat Anda berpikir bahwa Anda tidak perlu mencuri.
Berkat struktur ini, Korea telah menjadi salah satu negara dengan sistem tanpa awak yang paling berfungsi di dunia.
5. Tips Berguna untuk Menggunakan Toko Tanpa Awak untuk Orang Asing
Jika Anda juga ingin mengalami toko tanpa awak di Korea, Anda harus tahu ini!
✅ Hal-hal yang harus diperiksa sebelum masuk
• Beberapa toko memerlukan otentikasi QR dan prosedur verifikasi identitas sebelum masuk
• Jika Anda tidak memiliki nomor ponsel, Anda dapat masuk dengan menautkan akun Google/Naver
✅ Metode Pembayaran
• VISA, Mastercard sebagian besar tersedia
• UnionPay dan beberapa kartu luar negeri mungkin tidak tersedia
• Uang tunai hampir tidak mungkin, KakaoPay, Samsung Pay, dan Apple Pay direkomendasikan
✅ Kendala Bahasa? Jangan khawatir
• Papago dan Google Lens dapat dengan mudah menerjemahkan layar kios
• Beberapa toko juga menawarkan dukungan bahasa Inggris, Cina, dan Jepang
✅ Tempat yang direkomendasikan
• Kafe campuran tanpa awak di Stasiun Gangnam, Seoul
• Supermarket swalayan tanpa awak di Haeundae, Busan
• Toko es krim tanpa awak di sekitar Seongsan Ilchulbong, Jeju
6. Kesimpulan: “Saya ingin pergi ke toko tanpa awak lagi lain kali”
Setelah mengalami toko tanpa awak, ini bukan hanya teknologi sederhana tetapi juga sebuah budaya.
Orang Korea pada dasarnya saling percaya, dan sistem sosial mendukung kepercayaan itu dengan teknologi.
Teman asing saya berkata di akhir.
“Ini lebih dari sekadar kenyamanan. Korea benar-benar negara maju.”
Jika Anda berencana untuk melakukan perjalanan ke Korea, pastikan untuk mengunjungi setidaknya satu toko serba ada tanpa awak, kafe tanpa awak, dan supermarket tanpa awak.
Di sana, tidak hanya ada barang, tetapi juga masa depan dan budaya.
Toko Tanpa Awak Korea, bukan hanya toko, tetapi juga ‘budaya’
Toko serba ada tanpa awak yang Anda masuki secara tidak sengaja saat bepergian ke Korea, kafe tanpa awak tempat Anda duduk dengan tenang untuk minum kopi, supermarket tanpa awak tempat Anda dapat berbelanja bahkan larut malam…
Semua pengalaman ini bukan hanya belanja sederhana. Pengalaman memilih, membayar, dan keluar sendiri dari toko tanpa karyawan adalah jendela yang menunjukkan kepercayaan dan sistem masyarakat Korea, melampaui kenyamanan sederhana.
Menggunakan toko tanpa awak di Korea sebagai orang asing adalah hal yang luar biasa. Awalnya, Anda merasa canggung dan gugup, tetapi berkat struktur yang memungkinkan Anda menggunakannya secara alami bahkan tanpa karyawan, Anda menjadi terbiasa dengan cepat, dan Anda menikmatinya tanpa Anda sadari.
• Cara menggunakan toko tanpa awak di Korea lebih sederhana dari yang Anda kira. Masuk → pembayaran swalayan → pembayaran kartu. Itulah semuanya.
• Cara menggunakan toko serba ada tanpa awak juga sama. Meskipun terkadang memerlukan kode QR, sebagian besar orang dapat menggunakannya dengan mudah.
• Cara menggunakan kafe tanpa awak adalah pesanan kios → pengambilan minuman. Beberapa mesin robot menyeduh kopi, yang menambah keheranan.
• Bagaimana cara mengungkapkan pengalaman menggunakan supermarket tanpa awak dalam satu kalimat? “Supermarket masa depan kecil tapi lengkap,” bukan?
• Dan yang terpenting, sistem tanpa awak Korea beroperasi berdasarkan kepercayaan pada orang-orang serta teknologi, yang membuat orang asing lebih terkesan.
Saya persembahkan kepada turis asing yang bepergian ke Korea
🔹 Jika Anda mencari tips perjalanan ke Korea
🔹 Jika Anda ingin memiliki pengalaman yang berbeda
🔹 Jika Anda tertarik dengan budaya tanpa awak di Korea
Saya merekomendasikan pengalaman toko tanpa awak Korea sebagai kursus yang harus diikuti.
Toko tanpa awak akan menjadi perjalanan untuk secara langsung mengalami 'kehidupan sehari-hari yang unik di Korea', lebih dari sekadar tempat wisata.
Komentar0